Kata Panda :

"Aku hanya yang ingin belajar menulis dan berbagi dengan manusia.."

Feb 24, 2012

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAH HUTAN
ACARA I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH


NAMA           : ALVIAN IBNU RAMADHAN
NIM                : 11/320248/KT/07133
Co Ass             : LUFI ANISA




LABORATORIUM ILMU TANAH HUTAN
BAGIAN SULVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011


PENGAMBILAN CONTOH TANAH
I.   TUJUAN
a.       Untuk mengetahui cara pengambilan contoh tanah,
b.      Untuk mengetahui perbedaan pengambilan contoh tanah yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan diselidik.
II. DASAR TEORI
Telah diteliti bahwa tanah tersusun dari empat bahan utama yaitu, bahan padatan berupa bahan mineral, bahan padatan berupa bahan organic,  Air, dan Udara. Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara. Bahan – bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing – masing berbeda untuk masing – masing jenis tanah. (Arsyad,1979)
Fungsi – fungsi tanah antara lain :
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
ketersediaan air.
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya(Wirjodiharjo,1964).

Dalam susunan tanah terdapat lapisan – lapisan tanah yang mempunyai beberapa perbedaan tiap lapisannya. Baik perbedaan warna maupun strukturnya. Perbedaan ini terjadi karena 2 hal, yaitu :

1.      Pengendapan yang berulang – ulang karena genangan air.
Bila genangan – genangan air ini masih mengalir dengan cepat, maka butiran – butiiran kasar seprti pasir dan kerikil dapar diendapkan, namun bila genangan ini tidakn mengalir maka butiran halus yang bisa diendapkan.
2.      Karena proses pembentukan tanah.
Proses pembentukan tanah ini dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah. Lalu proses pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, dan proses – proses lain dari permukaan tanah ke tanah yang berada di bawah. Serta proses – proses yang akhirnya menghasilkan horizon – horizon tanah, yang mana pembentukan horizon – horizon (lapisan – lapisan ) ini akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah(Sarwono,1978).   
III.   CARA KERJA
Ø  Pengambilan Contoh Tanah Tak Terusik Dengan Bor
1.      Mata bor diletakkan di permukaan tubuh tanah
2.      Pegangan bor diputar perlahan-lahan kearah kanan dengan disertai tekanan, sampai seluruh kepala bor terbenam.
3.      Kepala bor perlahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan bor tanah kearah kiri dengan disertai tarikan.
4.      Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih dan diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah.
5.      Pengeboran dilanjutkan lagi pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampai kedalaman yang dikehendaki.
6.      Contoh tanah hasil pengeboran pada setiap ketebalan 20 cm itu diletakkan tersusun menurut kedalaman aslinya, sehingga akan diperoleh gambaran profil tana.
7.      Sekitar 1-2 kg contoh tanah kering angin dimasukkan dalam plastic yang beretiket, kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dari ciri-ciri istimewa lainnya.

Ø  Pengambilan Contoh Tanah Utuh (Tidak Terusik)
1.      Permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil, dibersihkan dari penutupan tumbuhan, seresah, dan batu.
2.      Tabung silinder diletakkan pada permukaan tanah yang akan disidik dengan bagian tajam berada pada sisi yang bersinggungan.
3.      Perlahan-lahan ditekan dengan tekanan merata sampai terbenam sampai 3/4-nya.
4.      Tabung kedua diletakkan di atasnya, kemudian ditekan sampai tabung pertama mencapai kedalaman yang diinginkan.
5.      Tanah di sekeliling tabung digali hingga tabung-tabung tersebut dapat diambil secara bersamaan dalam keadaan bertautan.
6.      Tanah lebihan di sisi depan dan belakang dirapikan dengan menggunakan pisau tipis tajam.
7.      Kedua mulut tabung silinder ditutup dengan tutup yang tersedia, kemudian isolasi dan diberi label: kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan, dan cirri-ciri istimewa lainnya.

Ø  Pengambilan Contoh Tanah Agregat Tidak Terusik
1.      Tanah digali sampai jeluk atau lapisan yang diinginkan. Untuk kemantapan agregat umumnya diambil kedalam mintakat (zone) perakaran.
a.       Gumpalan-gumpalan tanah yang masih menunjukkan agregat-agregat aslinya diambil dan dimasukkan kedalam kotak yang telah tersedia.
b.      Untuk contoh tanah terusik, maka contoh tanah dimasukkan kedalam kantong plastik.
c.       Dicatat lokasi dan jeluk pengambilannya, diberi label pada kotak atau kantong plastik tersebut.
IV.       Data dan Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Pengambilan Contoh Tanah Terusik Dengan Bor:

Kedalaman
Warna
Struktur
20 cm
Terang
Remah
40 cm
Redup
Remah
60 cm
Agak Gelap
Remah
80 cm
Gelap
Remah
100 cm
Lebih Gelap
Remah

Nisbah            = [(D luar)2 – (D dalam)2] / ( D dalam)2 ]

·         Jalan Setapak
Nisbah atas      = [52 – (4,5)2] / (4,5)2 = 0,235
Nisbah bawah             = [52 – (4,5)2] / (4,5)2 = 0,235
·         Bawah Tegakan
Nisbah atas      = [52 – (4,2)2] / (4,2)2 = 0,417
Nisbah bawah             = [(4,9)2 – (4,6)2] / (4,6)2 = 0,137
·         Rerumputan
Nisbah atas      = [(4,5)2 – (4,5)2] / (4,5)2 = 0
Nisbah bawah             = [(4,5)2 – (4,5)2] / (4,5)2 = 0
V. Pembahasan
Tujuan dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui cara pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan kita amati.
Untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah dan unsur-unsur yang ada di setiap lapisan juga untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap lapisan, dapat dilakukan pengambilan contoh tanah secara terusik dengan menggunakan bor. Akan tampak warna yang berbeda dalam setiap lapisan tanah. Lapisan tanah teratas berwarna cokelat tua, mungkin karena mengandung humus hasil dari dekomposisi sersah -sersah, lapisan ini merupakan lapisan tersubur. Semakin ke dalam, warna tanah semakin muda, hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan air yang semakin banyak dan semakin ke dalam butiran atau partikel semakin halus.Pada pengamatan ini ditemui bahwa tekstur tanah pada kedalaman 100 cm masih berupa pasir dan mempunyai struktur remah namun semakin kedalam maka semakin banyak gumpalannya.
Pada pengambilan contoh tanah tidak terusik dimana kita meletakkan tabung silinder pada permukaan tanah bertujuan agar lapisan tanah yang kita ambil tidak rusak, dan tebal dinding yang kita gunakan dalam pengambilan contoh tanahharus memenuhi ketentuan yaitu nisbah luas lebih kecil dari 0.1, namun dalam pelaksanaannya kita menggunakan nisbah luas yang lebih dari 0.1 yaitu dengan ring atas sebesar 0.235 dan ring bawah sebesar 0.235 pengamatan pada jalan setapak.
VI.  Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tiap lapisan warna memilik warna, tekstur, dan strukture yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh faktor – faktor yang telah ada di pembahasan. Lalu ada tiga contoh pengambilan sample tanah. Yakni pengambilan contoh tanah terusik, pengambilan contoh tanah tidak terusik dan pengambilan contoh tanah agregat tidak terusik.

VII. Daftar Pustaka
Arsyad,S.1979.Konservasi Tanah.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,IPB.Bogor.
Hardjowigeno,Sarwono.1987.Ilmu Tanah.Mediyatama.Sarana Perkasa.Jakarta
Wirjodihardjo,M.W.1964.Ilmu Tanah.Jilid II.Pradya Pratama.Jakarta.


No comments:

Post a Comment